Hari ini adalah hari pertama aku liburan di rumah nenek. Hm... Pasti
asyik nih jauh dari peraturan papa dan mama, pikir ku. Sesampainya di
rumah nenek aku langsung mencari kamar yang jendelanya menghadap ke
pekarangan belakang, jadi bisa sambil menikmati pemandangan. Kalau tidak
cepat, bisa-bisa kakak ku yang ambil kamar itu. Dia kan suka menindas
aku yang masih kecil ini. Asyik bisa istirahat deh di kamar ini,
pemandangannya bagus lagi, sambil menata pakaian di lemari yang sudah
tua. Di kamar ini simple, hanya ada satu ranjang/tempat tidur dan satu
lemari kayu. Kakak ku tidur di sebelah kamar ku, kamar yang itu sih
lengkap. Ada TV, kulkas, tapi tidak bisa menikmati pemandangan yang
indah seperti di kamar ku. Karena di kamar itu tidak ada jendelanya.
Lumayan cocok lah untuk kakak ku, dia kan orangnya egois dan arogan
lagi.
Di rumah ini hanya tinggal nenenk dan kakek saja, anak-anaknya sudah
menikah semua, jadi nenek sering merasa kesepian. untung saja ada
cucunya yang baik hati, ramah tamah dan tidak sombong ini yang sering
berkunjung. Jadi kakek dan nenek tidak akan merasa kesepian selama musim
liburan tiba.
Huft... Gara-gara pergi dari rumah terlalu siang, jadi sampai disininya
sore. Tidak bisa jalan-jalan deh, ini semua gara-gara kakak. Coba kalau
dia bisa menata barangnya lebih cepat, jadi tidak mungkin telat kerumah
nenek
Hari telah larut malam, waktunya untuk menutupkan mata dan
meregangkan otot-otot- yang sudah kaku dari tadi. Saat ku sedang
tertidur pulas, tiba-tiba ada suara anjing meraung.
Au... au... au...
Membuat ku terbangun dari mimpi indah ku.
Hoam...
Suara apaan sih?
Ribut amat, tidak tahu apa kalau aku lagi kelelahan, celoteh ku.
Semakin
lama suara itu semakin menjadi-jadi, bahkan suara burung gagak ikut
menyertai suara anjing yang saling bersahutan tersebut.
Kenapa aku jadi merinding gini ya? fikir ku dalam hati.
deGggaArrrrrrr....
Aaarrrggghhh....
Aku
berteriak saat jendela tiba-tiba terbuka dan tertutup kembali dengan
kerasnya. Kakak ku yang mendengar suara teriakan pun langsung menuju ke
kamar ku.
"Kenapa teriak-teriak? Ganggu orang tidur aja, celoteh kakak".
Dengan wajah penuh keringat dan fikiran yang lagi kacau, aku pun menjawab.
"Tidak ada apa-apa kok kak, hanya mimpi buruk"
"Aneh, sahut kakak".
Meskipun diselimuti dengan rasa ketakutan, namun ku beranikan diri untuk tetap tidur di kamar itu.
Cit... cit... cuit... cuit.... cit.... Suara burung berkicau, mentari pagi yang hangat sambut pagi dengan penuh keramahan.
Hoam.... Mandi dulu ach....
Aku terkejut saat melihat jam di handphone, ternyata sudah pukul 09.05. Kenapa tidak ada yang membangunkan aku ya? fikir ku...
Untuk
menuju ruang tamu, aku harus melewati kamar kakak ku, terus dapur,
ruang makan, kamar kakek dan nenek, baru bisa sampai di ruang tamu.
Hm...
Sekalian lewat aku mau ngangguin kakak ach...
Dia kan orangnya pemalas, pasti dia belum bangun jam segini, fikir ku.
Dengan perlahan ku putar daun pintu dan ku dorong dengan sangat hati-hati.
NgEekkk....
ahahah... Benar apa yang aku fikirin, dia pasti belum bangun, dasar pemalas, celoteh ku dalam hati.
Dengan sangat perlahan ku berjalan tempat tidurnya. Tiba-tiba...
GgAaarrr....
Pintu
kamar tertutup dengan sendirinya. Membuat ku terkejut bukan kepalang.
Dengan cepatnya aku langsung kembali ke pintu dan mencoba untuk
membukanya. Rasa takut ku semakin bertambah saat pintu itu tidak dapat
terbuka kembali. Ku coba dan terus ku coba, namun tetap saja pintu itu
tidak dapat terbuka.
"Tenang-tenang... Disini aku tidak sendirian, kan masih ada kakak ku
yang masih tertidur, fikir ku. Dengan rasa takut, ku langkahkan kaki
menghampiri kakak ku yang masih tertidur dengan pulasnya. Saat hendak
membangunkannya, tiba-tiba lampu di kamar itu padam.
Aaaarrrgggghhhh...
Teriakan
ku membelah kesunyian, aku langsung melompat ke tempat tidur dan
memeluk kakak ku. Cucuran keringat membasahi tubuh ku, ketakutan
menghantui fikiran ku.
Kak... Kakak... Bangun, aku takut nih, sambil membisikan ke kakak dengan suara yang terbata-bata.
"Kenapa harus takut? Kan ada kakak disini, sahutnya".
Dia memeluk tubuh ku dan berkata "Adik tidak perlu takut, kan ada kakak disini yang selalu menjaga adik".
Setelah mendengar kata-kata itu, aku sedikit merasa lebih tenang.
Lampu kembali menyala.
Betapa
terkejutnya aku saatmelihat tidak ada siapa-siapa di tempat tidur itu
bersama ku. Tanpa fikir panjang aku langsung menuju ke pintu dengan
tergesa-gesa. Saat aku hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka
dengan sendirinya, ternyata kakak ku yang membukanya dari arah luar.
Saat
melihatnya aku langsungku peluk dengan erat. Kakak tadi di kamar apa
tidak? Terus tadi kemana?, sambil tetap memeluk erat tubuhnya.
"Iya, tadi kakak di kamar, ne baru saja abis ambil handphone di ruang tamu, sahut kakak".
Aaarrrggghhh.....
Betapa
terkejutnya, saat ku lihat kakak ku, ternyata dia bukan kakak ku,
melainkan sesosok menyeramkan yang berambut panjang dengan wajah yang
menjijikkan. Aku berlari menuju ruang tamu, namun apa daya ku. Karena
sangat takut, aku seperti tidak mempunyai tenaga untuk berlari, semua
terasa berguncang dan pandangan ku yang semakin lama semakin menghilang
tertutupi kegelapan yang semakin menyelimuti.
Hoam... Dimana aku? Huft... ternyata masih di kamar ku. Dengan wajah
kusut dan rambut bertata ala sasak tanpa mode, ku berjalan ke kamar
mandi.
Hm...
Segar banget abis mandi, saat melihat jam menunjukan pukul 09.05 ku
langsung teringat pada kejadian itu. Semoga semua itu hanya mimpi, fikir
ku dalam hati.
Ku berjalan melewati kamar kakak ku dan dapur langsung menuju ke ruang
makan. Disana sudah ada kakak, nenek dan kakek yang sedang bercanda tawa
sangat gembira. Aku langsung menghampiri mereka dan memakan sarapan ku.
Setelah selesai menghabiskan makanan ku, kakak mengajak ku keliling
kampung sambil menikmati pemandangan yang tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata.
Tanpa terasa ternyata hari telah senja, aku dan kaka memutuskan untuk
pulang. Di perjalanan pulang, kami melihat sekelompok anak-anak yang
terus menatap kami dengan sorotan mata yang tajam.
Sesampainya di rumah nenek, aku langsung mencari nenek dan kakek untuk
menceritakan indahnya jalan-jalan hari ini. Namun ku tak menemukan
mereka, mungkin lagi pergi, sahut kakak. Aku langsung bergegas mandi
karena badan ku sudah bau' dan gatal seharian jalan-jalan.
Saat sedang mandi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Tok... tok...tok...
Tunggu bentar aku lagi mandi, sahut ku.
Namun tetap saja orang itu mengetuk pintu, bahkan lebih keras lagi.
Karena
penasaran siapa yang mengetuk pintu kamar madi, aku pun membuka dan
melihatnya. Tapi betapa terkejutnya aku saat ku lihat ternyata tidak ada
siapa-siapa disana. Mungkin kakak nih yang iseng, fikir ku.
Aku
pun melanjutkan mandi, betapa terkejutnya aku saat air keran berubah
menjadi warna merah seperti darah dan mengeluarkan bau amis. Ternyata
itu memang darah.
Aaaarrrggghhh...
Aku langsung berlari keluar.
Ku
berlari menuju kamar kakak dan terus menerus memanggilnya. Ternyata
saat itu juga kakak sedang berlari menuju kamar ku, kami berdua saling
bertabrakan. Kakak bercerita bahwa di depan ada 2 sosok menyeramkan dan
aku pun menceritakan apa yang aku alami barusan. Kami memutuskan untuk
mencari nenek dan kakek. Dengan wajah pucat, keringat bercucuran dan
penuh ketakutan, kami berjalan menuju kamar nenek. Tapi apa yang kami
harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Kami tidak menemukan nenek
ataupun kakek di kamar itu, melainkan 2 sosok yang sangat menyeramkan.
Aaaarrrggghhh,,,, aarrrrggghhhh....
Kami berlari dan terus berlari, saat ku melihat belakang.
Huft...
Untung saja sudah tidak ada lagi kak. Aku dan kakak mencoba untuk tetap
tenang, Saat akan membuka pintu depan, tiba-tiba...
Aaaarrrggghhh...
Kaki
kakak ditarik oleh sosok menyeramkan yang meraung menangis dengan
melodi kematian. Aku mencoba menolong, namun saat itu juga ada 2 tangan
yang keluar dari pintu dan menarik ku keluar. Aku terus meronta-ronta
dan berteriak...
Tolong... tolong....
Aku langsung menangis dan memeluk orang yang menarik ku itu, ternyata di adalah nenek ku.
"Sedang apa kalian disini? Tanya nenek dengan penuh kecemasan".
Kami kan liburan di rumah ini, rumaqh nenek.
"Ini bukan rumah nenek, ini kuburan... Coba cucu lihat..."
Aaarrrggghhh...
Ku berteriak histeris ketakutan saat ku lihat ternyata itu bukan rumah nenek melainkan tempat pemakaman.
Aaaarrrgggg.... aaaarrrrgggghhhh....
Aku
berteriak dan terus berteriak, ternyata dia juga bukan nenek ku,
melainkan sosok menyeramkan yang terus mengejar dan mengejar ku.
Ku
berlari dan terus berlari dengan ketakutan yang teramat pedih. Setelah
berlari sangat jauh, akhirnya ku lihat pintu gerbang pemakaman ini. Aku
langsung berlari menuju kesana, namun saat tinggal selangkah lagi. Kaki
ku kembali ditarik oleh tangan yang keluar dari dalam tanah. Aku
meronta-ronta hingga akhirnya tangan itu melepaskan kaki ku. Namun...
Arrrgggghhh...
Ternyata
2 sosok menyeramkan itu telah berada tepat di depan ku. Aku kehabisan
tenaga dan hanya bisa berdo'a berharap ada yang datang menyelamatkan
aku.
Tiba-tiba kakak datang dan mengusir mahluk menyeramkan tersebut.
Rendi... Cepat lari !!! Kakak akan menahan mahluk ini untuk sementara waktu.
Tapi kak, aku tidak mungkin meninggalkan kakak sendirian di tempat ini, sahut ku.
Sudah, jangan banyak bicara lagi, kakak tidak bisa menahan mereka terlalu lama, mereka terlalu kuat...
Aku pun langsung berlari keluar dari pemakaman itu.
Dari luar ku lihat kakak melambaikan tangan salam perpisahan.
Aku hanya bisa menangis dan terus menyalahkan diriku.
Belum cukup sampai disitu...
Ternyata mahluk menyeramkan tersebut kembali mengejar ku.
Aku berlari dan terus berlari...
Hingga tiba-tiba..
Aaarrrggghhh...
Aaarrrggghhh...
Ku terjatuh ke jurang yang teramat dalam...
Dimana aku?..
Aaarrrggghhh....
Ternyata aku berada di tempat berkumpulnya para setan...
Selesai....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar